Kamis, 30 Desember 2010

LIFE IS SHORT

SELAMAT TAHUN BARU 2011

SEMOGA DI TAHUN BARU INI SEGALANYA MENJADI LEBIH BAIK.
SEGALA APA YANG KITA CITA-CITAKAN DAPAT TERCAPAI
JIKA ADA SALAH DAN KHILAF KITA SELAMA SETAHUN KEMARIN ,
HANYA SATU YANG PANTAS KITA UCAPKAN 
ASTAGFIRULLAH HAL 'ADZIM.
DAN KITA SAMBUT TAHUN YANG BARU ...DENGAN
BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM.

Kamis, 23 Desember 2010

HUTANKU YANG MALANG

HUTANKU YANG MALANG

Sepoi – sepoi ..... berhembus,
Semilir Sang Bayu ... mengalir lembut
Menyentuh daun telinga...
Sejuk segar membasuh kalbu
Sementara........
Di bawah pohon rindang...
Diantara nyanyian dedaunan....
Ranting – ranting yang bersentuhan

Sejauh mata memandang.....
Raga terkulai melepas penat ..
Mengupas dahaga,
Hamparan pepohonan ,kering kerontang
Akhir dari ulah Sang Durjana......
Insan- insan serakah.

Hutanku ... jangan kau tumpahkan air matamu.
Biarlah ... jeritanmu membuka mata
Hutanku ... sungguh malang ...
Menjeritlah !
Cukup untukku satu sandaran saja
Kan kurawat kau..
Pohon kesayanganku.



Memandang Lingkungan
2009
Anwar Muhammad


Rabu, 10 November 2010

CIRI - CIRI GURU YANG SUPER

Oleh : Pak Guru Anwar.
SUDAHKAH KITA MENJADI GURU yang SUPER ??

Seorang Guru tentu menginginkan menjadi Yang Terbaik untuk murid- muridnya maupun lembaga pendidikan ,dimana Sang Guru mengabdi. Ya profesi guru adalah sebuah pengabdian. Guru bukan hanya menyampaikan ilmu namun lebih dari itu Guru adalah Agen Perubahan. Hal ini sejalan dengan proses belajar yang mensyaratkan adanya sebuah proses perubahan. Guru juga menamkan pengertian.
Seorang Guru yang baik memiliki beberapa karakter yang harus dimiliki, diantaranya memiliki komitmen yang melekata bahwa guru menjadi pengabdian terakhir yang dimunculkan dengan mencurahkan segala potensinya untuk melakukan proses mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Semakin beratnya tuntutan seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran , saat ini terasa bertambah seiring kemajuan jaman .
Jaman dimana orang menyebutnya sebagai jaman IT, yang telah merambah semua sisi kehidupan manusia di bumi ini, menjadikan semua lini hampir tanpa jarak .
Namun jangan khawatir ada beberapa karakter dasar yang tetap harus dimiliki seorang guru jika sang Guru tetap ingin menjadi Guru Idola, Bahkan Guru Super. Apakah itu ? berikut dapat kami sebutkan diantaranya :
1. Antusias
2. Berwibawa
3. Positif
4. Supel
5. Humoris
6. Luwes
7. Menganggap siswa mampu  
8. Fasih
9. Tulus
10.Spontan
11.Menarik dan Tertarik
12.Menerima
13.Menetapkan dan memelihara harapan tinggi 
Oke... Maju terus guru Indonesia .
 
 
 
 

GURUKU TERSAYANG


GURUKU TERSAYANG


PAGIKU CERAHKU MATAHARI BERSINAR
KUGENDONG TAS MERAHKU DI PUNDAK
SLAMAT PAGI SEMUA KUNANTIKAN DIRIMU
DI DEPAN KELASKU MENANTIKAN KAMI

# GURUKU TERSAYANG
   GURUKU TERCINTA
   TANPAMU APA JADINYA AKU
   TAK BISA BACA TULIS
   MENGERTI BANYAK HAL
   GURUKU TERIMA KASIHKU.

NAKALNYA DIRIKU
KADANG BUATKU MARAH
NAMUN SEGALA MAAF
KAU BERIKUAN

#) GURUKU TERSAYANG
   GURUKU TERCINTA
   TANPAMU APA JADINYA AKU
   TAK BISA BACA TULIS
   MENGERTI BANYAK HAL
   GURUKU TERIMA KASIHKU.

Selasa, 09 November 2010

YOK MEMBUAT BUKU !

LANGKAH MUDAH MEMBUAT BUKU

Nyawa sebuah buku—apa pun jenis buku itu—terletak pada apakah di dalam buku tersebut ada ide atau gagasan. Buku hanya terdiri atas sederetan teks yang disusun secara berkelompok menjadi bab-bab dan sub-subbab. Kadang, di lembar-lembar halaman buku itu terdapat semacam gambar atau ilustrasi. Namun, apa pun bentuk dan jenis buku tersebut, jika di dalamnya tak ada ide, buku itu tak bisa dikatakan “hidup”.
Ide atau gagasan, secara bahasa, adalah “hasil pemikiran”. Dalam rumusan yang lebih bebas, ide adalah semacam temuan baru yang tiba-tiba menclok di dalam pikiran seseorang. Ide itu—jika dirumuskan dalam bahasa yang tertata dan jernih, dan kemudian dibaca oleh orang lain, yang bukan si penemu ide—tiba-tiba saja mampu menggerakkan pikiran orang tersebut. Ide adalah, katakanlah, semacam “pengungkit”.
Buku tanpa ide akan hampa—kosong melompong. Buku itu akan hanya terdiri atas huruf-huruf mati, yang bisu, dan tak bisa bernyanyi nyaring. Sebaliknya, buku yang sarat ide akan menggoda. Ia akan membuat pembacanya bergerak, blingsatan, dan kemudian seperti mendapatkan cahaya. Buku yang baik tentu memiliki sepenggal ide, sekecil apa pun ide itu.
Bagaimana agar buku yang kita ciptakan sarat ide? Bacalah buku Langkah Mudah Membuat Buku yang Menggugah (MLC, 2004). Dalam buku tersebut dijelaskan soal bagaimana menemukan, kemudian membangkitkan, dan merumuskan sebuah ide. Tak berhenti di situ. Dijelaskan pula oleh buku itu bahwa ada banyak sekali jenis ide. Ada ide yang biasa-biasa saja, dan ada pula ide yang brilian dan mengguncangkan.
Dalam tulisan ini, soal ide tak akan dibahas. Tulisan ini akan membahas langkah-langkah menyiapkan dan membuat buku yang menggugah.

Langkah Pertama: Temukan dan Teladani “Model” Buku yang Baik
Model bukan aturan. Model adalah sosok nyata yang sudah jadi dan hidup. Jika model itu dikaitkan dengan buku, model itu berbentuk buku yang baik. Apa kriteria buku yang baik. Pertama, buku itu mengandung ide. Kedua, bahasa tulis buku itu menerangi bukan menggelapi. Dan ketiga, pengemasan buku itu sangat kreatif—cara pengemasannya membuat buku itu tidak membosankan jika digauli.
Menemukan model buku yang baik penting. Kenapa? Karena model itu bisa memandu seseorang yang ingin membuat buku. Orang itu lantas dapat belajar dan merasakan sisi-sisi baik dari buku tersebut. Sekali lagi, model bukan aturan. Model menyimpan pentunjuk yang bisa diikuti dengan sangat gamblang. Sementara itu, aturan kadang bersifat teknis, tidak ramah dan cenderung memerintah. Tanpa menemukan model buku yang baik, dan hanya berbekal aturan, seorang penulis akan kesulitan menciptakan buku yang menarik.

Langkah Kedua: Ciptakan Bahasa Tulis yang “Sexy” atau Menggugah
Ide sebuah buku hanya bisa dipahami oleh pembacanya lewat bahasa. Atau, secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa sebuah buku hanya akan memberikan manfaat apabila bahasa tulis buku itu benar-benar lezat dan “bergizi” (dapat dipahami dengan mudah). Semenarik dan sepenting apa pun buku, jika bahasanya berantakan akan membuat buku itu tak dapat dimanfaatkan oleh pembacanya.
Oleh sebab itu, seorang penulis perlu berlatih keras untuk menemukan bahasa tulis yang menggugah. Bagaimana caranya? Pertama, penulis itu harus banyak membaca. Tanpa membaca buku yang beragam dan kaya, dia tak akan memiliki kekayaan bahasa. Kedua, ketika menulis, dia harus melibatkan dirinya secara total. Hanya dengan melibatkan dirinyalah, sebuah bahasa itu jadi berwibawa. Dan ketiga, si penulis pun harus menguasai secara sangat tajam dan dalam materi atau bahan yang ingin ditulisnya. Tanpa penguasaan yang hebat dan andal, bahasa tulis yang diciptakan akan tidak fokus alias ke mana-mana.

Langkah Ketiga: Sisipkan Cerita-Cerita yang “Inspiring”
Manusia itu makhluk yang suka bercerita. Tanpa cerita, manusia akan terpecah-belah menjadi makhluk yang tidak utuh. Buku—apa pun jenis buku itu—tanpa disisipi sebuah cerita, akan kering dan rigid. Buku itu akan tidak menarik dan tidak bisa menyentuh sisi kemanusiaan (emosi) pembacanya. Jadi, temukanlah cerita dan sisipkan dalam halaman-halaman sebuah buku karena akan membuat si pembaca menjadi manusia yang utuh, manusia yang memiliki emosi, hati, dan sesuatu yang sangat tinggi.
Cerita juga akan merangsang imajinasi seorang pembaca. Cerita membuat penyampaian kandungan buku menjadi ringan dan cair. Bahkan, hanya lewat ceritalah seorang pembaca dapat mengaitkan (mengontekskan) bahan-bahan yang dibacanya dengan pengalaman yang ada di dalam dirinya atau dengan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Jika cerita dapat berpadu dengan ilustrasi yang indah, jadilah itu “bunga” bagi sebuah buku.

Langkah Keempat: Padukan Bahasa Kata dengan Bahasa Rupa
Otak manusia terdiri dari dua belahan. Belahan kiri yang rasional dan tertib biasanya bermanfaat untuk membaca kata-kata. Sementara itu, belahan kanan yang intuitif dan bebas bermanfaat untuk melihat gambar. Buku yang mampu memfungsikan kedua belahan otak adalah buku yang berisi teks dan gambar. Jika buku itu hanya terdiri atas teks, dan tak mampu merangsang imajinasi (potensi yang terdapat di otak belahan kanan), ada kemungkinan buku itu hanya mampu diserap oleh otak separonya saja.
Jadi, berikanlah gambar atau kata-kata yang mampu merangsang imajinasi. Akan sangat bagus jika bahasa kata dan bahasa rupa dalam sebuah buku itu bisa berpadu, tidak saling tabrak dan tidak saling berlari ke sana-kemari dengan arah yang berlawanan. Penulis harus mampu menciptakan bahasa kata yang dapat diterjemahkan oleh ilustrator atau desainer lewat bahasa rupa yang tidak sekadar berfungsi sebagai asesori.

Langkah Kelima: Rangsang Seluruh Area Otak Pembaca
Ini terkait dengan bagaimana menyajikan dan mengemas buku dengan menggunakan konsep “multiple intelligences” (kecerdasan majemuk). Teori kecerdasan majemuk ini ditemukan oleh Profesor Howard Gardner. Intinya, otak memiliki pelbagai area. Setiap area otak mewakili satu jenuis kecerdasam. Menurut Profesor Gardner, ada sedikit sembilan jenis kecerdasan.
Nah, bayangkan jika sebuah buku dapat diserap dan dicerna oleh seluruh area otak temuan Profesor Gardner. Tentu, buku itu akan menyalakan otak. Membaca buku tidak pakai ginjal atau jantung. (Benar, ginjal dan jantung, dan organ penting lain, tetap harus berfungsi baik ketika seseorang menjalankan kegiatan membaca. Namun, yang berhubungan dengan buku bukan ginjal dan jantung. Yang berhubungan dengan buku adalah otak.) Jadi, buatlah buku yang dapat memfungsikan seluruh area otak, dijamin buku itu bukan hanya akan menyenangkan pembacanya, tetapi juga mencerdaskan!

Rabu, 03 November 2010

DESAIN TEMPAT DUDUK SISWA

Oleh : Pak Guru Anwar
Bagaimana Guru mendesain tempat duduk siswa memeiliki pengaruh yang tidak sedikit terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
Berikut ini hal - hal yang perlu untuk diperhatikan dalam menata tempat duduk siswa, yaitu :
1. Luas ruangan belajar ( kelas )
2. Jumlah siswa dalam satu kelas
3. Ukuran dan bentuk dari bangku siswa
4. Mata Pelajaran yang diajarkan
5. Kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan
Artinya tingkat keefektifan dari pola penyusunan tempat duduk sangat perlu untuk dipertimbangkan.

Selanjutnya buat para Guru Indonesia yang ingin mengetahui pola- pola penyusunan dalam mendesain bangku siswa, berikut kami berikan beberapa contohnya:

Minggu, 24 Oktober 2010

PUISI hatiku

BIAR.....

BIAR KATA ORANG,
Hingar bingar......pekak telinga ini
Biar kata orang,....
Aku bukan lelaki pecundang....
Biar kata orang,....
Diamlah  aku.....diam.
Yang kutahu.....................
Diam itu emas.

Biar kata orang.......
Kebenaran ...tetaplah  kebenaran.
Emas pun dari batu buram
Dan kusut.......kusut.
Biar kata orang..........
Air suci dan putih itupun....
Dari lumpur hitam.
BIAR KATA ORANG !!!!!!
B I A A A A A A A  A A R R R R R !!!!


Anwar Muhammad, 2010

Minggu, 17 Oktober 2010

AWAS !!!! Penyakit MALARIA Menyerang Para Guru..

 Oleh : Pak Guru Anwar
             Penyakit yang satu ini cukup berbahaya. Disinyalir dapat menurunkan kredibilitas Guru- Guru Indonesia. Dan yang mengkhawatirkan sulit ditemukan obatnya. Kecuali oleh sang Guru sendiri. Ya ... penyakit ini lagi ngetren di sebut MALARIA. Apaan tu ?????
1. M ( Malu Bertanya )
    Guru sekarang banyak yang udah merasa pintaar gitu. Baginya dia adalah yang paling tahu segalanya. Jadi   gak  mau jika harus bertanya, explore, apalagi tanya pada muridnya. Tapi kalo emang bener - bener dah tahu sgalanya. so pasti hebat. Guru ideal deh, pokoknya.
2. A ( Asal Habiskan Jam Ngajar )
    Guru yang satu ini , gak pernah ketinggalan jamnya, atau HP nya. Atau Tu HP disetel Alarm pas jam abis ngajar.Penginnya Teeeeeet tet tet , "Anak - anak waktu kita habis, sampai ketemu  lagi ...." Cape Deh !!!
3. L ( Lupa Bawa Persiapan Bwat Mengajar )
Hem.. amit - amit deh. Pembelajaran bisa kacao ni...Pokoknya .... yang namanya Bekalnya Guru tu Kan Silabus n RPP. Wajib deh .Gak boleh ketinggalan. Ntar di strap ama muridnya.
4. A ( Ahli Bikin Alasan Gak Tepat )
Nah biasanya klo Bpk / Ibu Pengawas datang ,trus tanya RPP .. ... jawab aja : " Maaf bu Ketinggalan" , " Oh semalam kehujanan , jadi Pusing.. ," banyak deh...( pengalaman pribadi ni.. he- he...)
................bersambung besok ya... dah ngantuk ni..
MAJU TERUS GURU INDONESIA

Sabtu, 09 Oktober 2010

PAKEM atau PAKEMI atau PAIKEM ?

Hasil kegiatan Workshop Pengimbasan / On Service Learning oleh Pengawas TK/SD Kec.Blimbing (Pak Zainullah dan Pak Totok)

Pembelajaran bernuansa PAIKEM/PAKEMI / PAIKEM telah lama disosialisasikan dan diimplementasikan. Namun dalam pelaksanaannya DIRASA BELUM MAKSIMA... Beberapa penyebab yang mungkin adalah faktor, ruang belajar ,jumah siswa , bangku yang berhimpitan, atau mungkin guru merasa dg penerapan metode tersebut materi tidak dapat tersampaikan maksimal, atau mungkin guru merasa ada keterbatasan alat penunjang/ media pembelajaran di sekolah, mengganggu kelas sebelah karena cenderung ramai, dan lain-lain.
Padahal apabila diperhatikan dari kaca mata siswa, siswa merasa lebih termotivasi dan semangat dalam proses pembelajaran. Meski, memang tidak dapat dipungkiri siswa cenderung ramai atau riuh selama pembelajaran. Tapi ramai/riunya dalam rangka belajar.

Berangkat dari kondisi riil di atas, sepertinya selalu diperlukan upaya penyegaran dan pengembangan penerapan pembelajaran yang bernuansa PAKEMI/PAIKEM. Kegiatan sejenis Workshop Pengimbasan diharapkan dapat memacu kembali semangat kita untuk lebih semangat membelajarkan siswa. Berdasarkan kegiatan pengimbasan di sekolah, kita diingatkan kembali tentang apa, bagaimana, dan mengapa PAKEMI! Kemudian kita diingatkan kembali tentang teknik penyusunan silabus dan RPP, seperti berikut:




    1. Adapun contoh format RPP seperti berikut:

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    MATA PELAJARAN     :
    KELAS/SEMESTER     :
    ALOKASI WAKTU        :   Jam Pelajaran


    STANDAR KOMPETENSI:
    Tuliskan SK sesuai dengan KD RPP berikut. (Sesuai silabus)

    KOMPETENSI DASAR:
    Tuliskan KD yang dibuat RPP berikut. (Sesuai silabus)
               
    INDIKATOR:
    Tuliskan indikator dari KD tersebut. (Sesuai silabus)
    TUJUAN PEMBELAJARAN:
    ·         Tuliskan tujuan pembelajaran berdasarkan KD/Indikator tersebut.
    ·         Alternatif:
    1. merupakan rincian dari indikator;
    2. beberapa indikator menjadi satu tujuan;
    3. seluruh indikator menjadi satu tujuan;
    4. sama dengan indikator.

    MATERI PEMBELAJARAN:
    ·         Tuliskan kata benda atau kata yang dibendakan sesuai dengan KD dan indikator.
    ·         Ditulis lebih rinci bila dibandingkan dengan silabus.
    ·         Bila materi berupa bacaan, bisa dituliskan judul dan sumber bacaan tersebut.

    METODE PEMBELAJARAN:
    Tuliskan metode yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran.

    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
    ·         Ditulis per-pertemuan.
    ·         Setiap pertemuan terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
    ·         Setiap kegiatan dirinci, lebih rinci dari pada silabus.
    ·         Merupakan langkah-langkah untuk mencapai indikator dan KD.
    ·         Berfokus pada siswa.
    ·         Siswa aktif.
    ·         Merupakan pengalaman belajar.
    ·         Bervariasi (pendekatan, metode, strategi, materi)
    ·         Ada keseimbangan empat keterampilan berbahasa, minimal muncul tiga aspek dan keterpaduan dengan unsur kesastraan atau kebahasaan. (Khusus Bahasa Indonesia).


    A.     Kegiatan Pendahuluan:
    • Ada kegiatan guru untuk menggugah skemata siswa.
    • Ada kegiatan guru untuk memotivasi siswa.
    • Ada kegiatan guru untuk menginformasikan tujuan pembelajaran.
    B.    Kegiatan Inti:
    ·        Berfokus pada siswa, jadi siswa aktif.
    ·        Merupakan pengalaman belajar.
    ·        Rinci dan sistematis.
    ·        Langkah-langkah untuk mencapai indikator dan KD.
    ·        Khusus mata pelajaran BI: ada keseimbangan empat aspek keterampilan berbahasa dan keterpaduan dengan komponen kebahasaan dan kesastraan.
    C.    Kegiatan Penutup:
    • Ada kegiatan refleksi.
    • Ada kegiatan simpulan (hasil pembelajaran).
    • Ada kegiatan pengayaan (terhadap indikator/KD yang dipelajari), misalnya dengan memberikan tugas atau PR yang berkaitan dengan indikator atau KD yang dipelajari.

    ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
    1. Alat/Bahan:
    Tuliskan alat atau bahan yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai indikator atau KD tersebut. Misalnya: TV, radio, tape recorder, teks (puisi, prosa, drama). IPA: mikroskop = alat, cairan = bahan.
    1. Sumber Belajar:
    ·         Tuliskan sumber belajar yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai indikator atau KD tersebut. Misalnya: media cetak (buku, majalah, koran, buletin, tabloit, dll.); media elektronika (radio, televisi, internet); media lingkungan (taman, pasar, dll.), narasumber (polisi, guru, dokter, dll.)
    ·         Data sumber ditulis lebih lengkap bila dibandingkan dalam silabus.

    PENILAIAN
    A.     Tes atau nontes
    ·         Tuliskan jenis dan bentuk tes yang akan dilakukan sesuai indikator dan KD.
    ·         Misalnya: tes tulis 5 soal PG dan 2 soal uraian, tes lisan, tes kinerja, dst. Atau: nontes, skala sikap.
    B.    Soal/Tugas
    ·         Tuliskan soal tes untuk masing-masing tes yang akan dilakukan.
    ·         Tuliskan juga tugas untuk soal kinerja atau portofolio.
    C.    Kunci/Alternatif Jawaban
    ·         Tuliskan kunci jawaban untuk masing-masing soal tes.
    ·         Bila jawabannya merupakan alternatif, tuliskan juga contoh jawaban sebagai alternatif jawaban.
    D.    Skor dan Rubrik
    ·         Skor: ditulis untuk soal yang jawabanya sudah pasti.
    ·         Rubrik: dibuat untuk soal atau tugas yang jawabannya merupakan alternatif.

    Pedoman Pengamatan Kelompok:
    Dibuat bila kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi.



    Trima kasih kepada Pak.Zainullah dan Pak Totok atas bimbingannya.
    We hope can always share about teaching and learning improvement!

    Semoga melalui penyegaran-penyegaran seperti itu, Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Inovatif (PAKEMI) dapat ditumbuhkembangkan demi kemajuan pembelajaran di Indonesia


    .